Jakarta (9/12/2024), jalurseleberiti.com - Ratu Rizky Nabila, figur publik yang dikenal akan pesonanya, akhirnya angkat bicara terkait kontroversi yang melibatkan Gus Miftah. Ratu mengakui bahwa guyonan Gus Miftah memang salah, namun ia mengingatkan masyarakat untuk tidak bersikap berlebihan dalam menghujat, dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Minggu (8/12/2024).
“Apapun guyonannya, tapi kalau sampai menyakiti orang lain itu tidak baik. Yang dipermasalahkan netizen adalah kenapa seorang Gus bercanda seperti itu,” jelas Ratu.
Menurutnya, adab adalah hal yang sangat penting, terlebih bagi figur seperti Gus Miftah. Namun, ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melihat suatu kesalahan secara sepihak.
“Jangan setengah-setengah. Ketika Gus Miftah salah, kita sebagai manusia harus melihat sisi lainnya juga,” tambahnya.
Ratu juga mengkritik perilaku netizen yang dinilainya mudah berlebihan, baik dalam memuji maupun menghujat.
“Makanya, aku selalu bilang, puji seperlunya, benci seperlunya. Kalau nanti Gus Miftah melakukan kebaikan, kalian puji lagi. Kalau salah lagi, dihujat lagi. Memangnya kalian nggak capek?” ucapnya tegas.
Dalam kesempatan itu, Ratu juga berbagi pengalaman pribadinya sebagai sasaran hujatan netizen, bahkan anaknya turut menjadi korban. Ia menegaskan bahwa meski Gus Miftah salah, tidak adil jika hanya dirinya yang disalahkan tanpa mempertimbangkan konteks.
“Kalau mau menyerang, jangan hanya Gus Miftah. Orang-orang di sekitarnya yang tertawa saat itu juga punya andil,” katanya.
Ratu tak lupa menunjukkan empati kepada penjual es teh yang menjadi subjek guyonan tersebut.
“Saya berempati kepada bapak itu. Tapi lihatlah, lewat kelalaian ini, Allah mengangkat derajat bapak tersebut. Ada hikmah di baliknya,” ungkapnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk mengakhiri polemik ini secara bijaksana.
“Gus Miftah sudah mundur dari jabatannya. Apa lagi yang kalian mau? Jangan fokus pada satu kesalahan, lihat juga kebaikannya, seperti mualafkan Deddy Corbuzier. Sudahi saja,” tutupnya.
Pernyataan Ratu Rizky Nabila menjadi pengingat bahwa sebagai manusia, kita semua tak luput dari kesalahan. Kritik boleh, tetapi harus tetap adil dan proporsional. (Pemred: Zaenal Langgar)