Minta Polres SBB Lakukan Invetigasi Ungkap Aktor Konflik Hatusua - Waipirit, Ketua Komisi I Tegaskan Tidak Ada Yang Kebal Hukum

Piru (29/12/2024), jalurseleberiti.com - Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Seram Bagian Barat, Rickson Fredy Pentury, S.Sos., menyatakan, turut prihatin atas kejadian atau konflik antara dua Desa di Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten SBB, yakni Desa Hatusua dan Waipirit.

Pentury  yang ditemui, pada Sabtu, (28/12/2024) menandaskan, terkait konflik Desa Hatusua dan Waipirit  yang terjadi di Malam tanggal 25 Desember 2024, selaku ketua Komisi I DPRD Kabupaten SBB mengungkapkan kejadian tersebut menciderai makna Natal  yang membawa kabar sukacita dan damai sejahtera.

Selaku Ketua Komisi I DPRD SBB yang memiliki hubungan kerja dengan Polres SBB, dirinya meminta Polres SBB secepatnya mengungkap latar belakang terjadinya konflik yang terjadi antara desa Hatusua dan Waipirit.

"Polres SBB harus agresif melakukan investigasi dan mengungkapkan fakta-fakta dari peristiwa konflik yang terjadi, karena kalau lambat maka bisa saja masyarakat menilai bahwa Polres bergerak lambat," tegas  Pentury.
llaLebih lanjut Pentury menekankan, Polres SBB harus berani mengungkap dan menetapkan pihak-pihak yang menjadi aktor dibalik konflik yang terjadi.

Ketua Komisi I DPRD SBB ini menegaskan, Polres SBB harus menggali fakta kebenaran demi proses penegakan hukum dan harus bertindak sesuai dengan fakta kebenaran hukum, untuk menetapkan calon tersangka dan harus diproses secara hukum, karena tidak ada satu persen orang di Republik ini bahkan di Kabupaten SBB yang kebal hukum.

"Jadi Polres SBB atau wakil  Kepolisian RI di kabupaten SBB, sebagai lembaga penegak hukum harus berani mengungkapkan siapa pelaku dibalik peristiwa bentrokan ini, yang mengakibatkan terjadinya pembakaran sejumlah rumah penduduk di Desa Waipirit," tukasnya.

Pentury berujar, "masyarakat tidak bisa dibiarkan melakukan tindakan anarkhis dan brutal, karena negara ini negara hukum dimana kita juga harus punya rasa empati dan kasih kepada saudara-saudara kita, selaku Ketua Komisi I, dirinya menyatakan tidak berpihak pada kepada masyarakat Hatusua maupun Waipirit, tetapi saya minta Polri melakukan investigasi secara mendalam untuk mengungkap fakta kebenaran atas peristiwa yang terjadi di kedua Desa tersebut".

Dari data yang dihimpun, DPRD SBB bersama Fokopimda telah melakukan pertemuan dan dalam pertemuan itu,  Penjabat Bupati SBB DR. Achmad  Jais Ely, S.T., M.Si, sudah memerintahkan untuk sesegera mungkin dinas-dinas terkait yaitu , Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten SBB, dinas Perumahan, serta dinas Sosial untuk segera memberikan bantuan rumah layak huni terhadap beberapa warga desa Waipirit  yang rumahnya terkena imbas dari konflik.

Penjabat Bupati SBB menambahkan, Polri harus bertindak cepat mengamankan wilayah Waipirit , karena desa Waipirit merupakan sentral strategis penyeberangan untuk pulau Seram yang menghubungkan dengan wilayah Kota Ambon sebagai ibu kota Provinsi.

"Jadi bukan saja dermaga itu dimanfaatkan oleh wilayah Kabupaten SBB, tetapi secara vital dimanfaatkan oleh 3 Kabupaten, karena itu merupakan Gerbang pintu Seram, oleh karena itu, Polisi harus bertindak cepat tidak bisa lambat," jelasnya.

Pentury  juga menghimbau kepada seluruh masyarakat, baik dari desa Waipirit maupun Desa Hatusua, untuk menahan diri dan harus mampu untuk menepis berbagai isu-isu atau informasi yang provokatif.

"Kita tidak boleh termakan dengan informasi yang sengaja dimainkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, yang ingin mengacaukan kedua wilayah ini," tandasnya.

Masyarakat harus menahan diri dan  menjaga situasi yang kondisif dan harus percayakan kepada pihak penegak hukum untuk bekerja mengungkapkan fakta kebenaran dari peristiwa ini dan harus mengungkapkan aktor-aktor dari masalah ini, untuk ditetapkan sebagai calon tersangka, kalau tidak, ini akan terjadi pembiaran dimana-mana, mayarakat akan melakukan hukum rimba, artinya siapa yang kuat dia yang menang, tapi ini adalah negara hukum.

Ketua Komisi I ini juga memberikan apresiasi kepada Polres SBB, saat peristiwa Polisi sudah ada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan sampai dengan hari ini tetap stand baik di wilayah dua desa tersebut.

Untuk sementara situasi yang ada, selalu dilakukan koordinasi dengan Penjabat Bupati dan Sekda SBB serta pihak keamanan.
 
Selain, itu Pentury juga berharap, intelejen harus lakukan operasi senyap untuk pencegahan dini itu jauh lebih baik, agar peristiwa ini tidak lagi terulang.

Pentury juga mengajak seluruh Stakeholder dan pemangku kepentingan yang ada pada kedua desa tersebut, bisa menjadi air dan memberikan pencerahan.

"Sehingga kedua desa ini tidak terprovokasi dan hidup dalam kedamaian serta saling menghormati dan menghargai, potong dikuku rasa di daging ale rasa beta rasa, hidup orang basodara laeng lia laeng," tandasnya.

Dari data yang berhasil dihimpun, Rumah yang terbakar: Agus Berhitu,  Jecky Luhukay, Nella Luhukay sementara Kios yg terbakar: Lenda Pattipawae, IReny Sopamena, Adolf Lopulalan, Yisai Syatauw.

Rumah  yang dirusak: John Joel, Beni Soukotta, San Mey Kainama, Jef Luhukay, Piter Pattipawaej (termasuk kulkas dan pencurian bahan bakar), Merlin Lawalata (termasuk kulkas dan barang kosmetik salon, gorden dibakar), Korez Ezauw, Maryon Parinussa. (Nicko Kastanja)
Lebih baru Lebih lama