Hehanussa dalam penyampaiannya, saat Debat Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati SBB Tahun 2024, yang berlangsung di Gedung Nunusaku Center, Gunung Malintang, Kota Piru, pada Senin, (4/11/2024) menyatakan, ada beberapa faktor yang mendukung iklim investasi yang kondusif di daerah yakni: ketersediaan lahan, infrastruktur dan komunikasi intens dan menghormati hak-hak ulayat warga.
"Memang hari ini, rata-rata kepemilikan tanah adalah berada pada hak ulayat masyarakat, nah tentu ini kita harus bicarakan supaya ada rasa keadilan terhadap kepemilikan hak-hak adat ini," jabarnya.
Sementara menanggapi persoalan itu, Calon Wakil Bupati SBB, Stanley Salenussa, M.Si., mengungkapkan, untuk menumbuhkan invastasi dan mendatangkan Investor di Kabupaten SBB, Paslon HATI akan menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi para Investor sehingga ada kenyamanan untuk berinvestasi di SBB.
Selain itu Salenussa menandaskan, akan mengatur regulasi yang baik, agar hubungan antara para investor dan masyarakat dapat terjalin secara harmonis, dimana para Investor harus menjaga attitude atau sikap terhadap tatanan nilai budaya dan adat di Kabupaten SBB, begitu juga sebaliknnya, agar pertumbuhan ekonomi bisa berjalan dengan baik
untuk pemberdayaan pengusaha kecil dan UMKM, Salenussa mengungkapkan, para pengusaha kecil akan mendapatkan manfaat dari kehadiran para investor di Kabupaten SBB, sehingga ada keseimbangan antara pengusaha kecil dan besar agar ekonomi daerah tetap bisa bertumbuh.
"Menjadi fokus kami ketika terpilih, kami akan memberikan berbagai kemudahan-kemudahan untuk iklim investasi dan pengembangan UMKM, tetapi tidak melanggar norma dan etik dari nilai-nilai tatanan adat yang ada di Kabupaten SBB dan tidak boleh keluar dari aturan Undang-Undang yang berlaku di Negara RI ini," cetus Salenussa.
Menanggapi Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati SBB Tahun 2024, Tahun 2024 ini, Ketua Relawan Satu HATI, Aleksander Panna menyatakan, Visi Misi dari Paslon HATI adalah program-program yang logis dan berdasarkan realitas lapangan, serta tidak menjanjikan program yang muluk-muluk, tetapi program yang terjangkau dan terukur. (Nicko Kastanja)