Piru (26/7/2024), jalurseleberiti.com - Persoalan ekonomi masyarakat di Kabupaten SBB semakin terpuruk setelah Kabupaten yang berjuluk Saka Mese Nusa ini dipimpin oleh Brigjen Andi Chandra As'aduddin, S.E., M.H, entah karena adanya PMK 212 yang memangkas secara drastis anggaran-anggaran pemerintah yang berdampak bagi menurunnya perekonomian masyarakat atau juga disebabkan karena tidak cakapnya orang nomor satu di Kabupaten SBB itu dalam mengelola keuangan daerah.
Karena persoalan merosotnya ekonomi di Kabupaten ini, kemudian menjadi tanggung jawab Penjabat Bupati SBB yang baru, DR. Achmad Jais Ely, S.T., M.Si, untuk dapat mengembalikan performa kehidupan ekonomi masyarakat di Kabupaten SBB, sehingga kembali dapat menghidupkan usaha para pengusaha lokal maupun UMKM masyarakat dan menjadi daerah yang memiliki daya tarik untuk mengembangkan usaha.
Penjabat Bupati SBB, DR. Achmad Jais Elly, S.T., M.Si, saat ditanyakan persoalan tersebut, mengungkapkan bahwa, dirinya memfokuskan perhatian pada pengendalian inflasi daerah, sebagaimana pengalamannya sebagai mantan Kepala Badan Ketahanan Pangan Maluku.
"Kalau di sini harga ikan normal, hanya untuk sayur mayur dan bumbu dapur mahal dan lumayan tinggi, harga kentang dan wortel dan bawang merah itu tinggi, dimana bawang merah perkilo bisa mencapai Rp 55 ribu per kilo," urainya.
Tingginya harga kentang dan wortel dipasaran, mencetuskan ide dari Achmad Jais untuk menggunakan potensi alam lokal, dimana daerah pegunungan SBB terkenal dengan udara yang bersih dan suhu dingin sehingga cocok untuk dikembangkan tanaman wortel dan kentang serta tanaman pangan lainnya.
"Sehingga kita tidak perlu lagi datangkan sayuran tersebut dari Ambon, karena yang kita utamakan adalah menanam sendiri bahan pangan di tanah Saka Mese Nusa ini sehingga kita bisa hasikan sendiri," jabarnya.
Terkait penanganan yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini untuk atasi inflasi adalah, pihak Pemda SBB lewat dinas terkait akan menggelar pasar murah dan operasi pasar sehingga dapat dilakukan pengendalian harga-harga pasar.(Nicko Kastanja)