Jakarta (30/4/2024), saatkita.com - Mayor Jenderal TNI H. Nachrowi Ramli, S.E., biasa disapa Bang Nara, adalah seorang purnawirawan TNI-AD yang lahir di Jakarta, 12 Juli 1951. Lelaki kelahiran Kramat Sentiong, Jakarta Pusat ini, sejak kecil sudah menjadi anak yatim karena ayahnya meninggal dunia saat Bang Nara masih anak-anak. Ayahnya dikenal sebagai seorang laskar pada waktu itu, dan itulah yang membuat Bang Nara bercita-cita menjadi seorang tentara.
Nachrowi Ramli menamatkan SMA di SMA Muhammadiyah 1 Jakarta Pusat, kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Militer di Magelang dan lulus pada tahun 1973. Bang Nara di Akademi Militer satu angkatan dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Setelah lulus dari Akademi Militer, Bang Nara mengikuti kursus kecabangan teknik elektro selama enam bulan di Pusat Pendidikan Perhubungan TNI AD di Cimahi, Jawa Barat.
Di Pusat Pendidikan Perhubungan TNI AD, di sanalah Bang Nara untuk pertama kali belajar ilmu sandi. Karena nilainya yang bagus saat mengikuti kursus kecabangan teknik elektro, ia ditunjuk untuk mengikuti pendidikan di Akademi Sandi Negara tahun 1978. Melalui pendidikannya itu, setelah dua tahun Bang Nara lulus sebagai salah satu siswa terbaik sehingga berhak menyandang gelar Ahli Sandi Tingkat III.
Pada 1984, untuk pertama kalinya Bang Nara terpilih mengikuti persiapan penugasan luar negeri. Ia ditarik ke Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dan selanjutnya diperbantukan ke Departemen Luar Negeri. Disinilah, pengetahuan Bang Nara mengenai perang semakin terasah.
Pada Agustus 1986, Bang Nara mendapat tugas baru sebagai Atase Administrasi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kairo, Mesir. Belum genap satu minggu, tugas berat langsung menyambutnya. Bang Nara harus mengamankan perjalanan istri Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma yang berkunjung ke Kairo dan sekitarnya. Sepekan kemudian Bang Nara harus terbang ke Harare, Zimbabwe, untuk membantu kelancaran misi delegasi Indonesia dalam KTT Non Blok ke-VIII.
Pada tahun 2002, Bang Nara ditunjuk menggantikan Laksamana Muda B.O. Hutagalung untuk menjadi Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg). Sebagai Kepala Lemsaneg, banyak kebijakan yang telah dibuat oleh Bang Nara salah satunya adalah dengan menerbitkan Sistem Persandian Nasional (SISDINA) pada bulan April 2004. Selama 34 tahun mengabdi sebagai perwira TNI, Bang Nara sudah membuktikan bahwa ia mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan hasil yang membanggakan.
Riwayat jabatan di TNI:
- Perwira intelijen di lingkungan TNI AD, 1974 – 1986,
- Atase KBRI Mesir, 1986 – 1992,
- Direktur "D". Deputi II Lembaga Sandi Negara RI, 1995,
- Deputi Bidang Pamsan & Komlek Lembaga Sandi Negara RI, 1998,
- Deputi Bidang Keamanan Lembaga Sandi Negara RI, 1999,
- Sekretaris Lembaga Sandi Negara RI, 2001,
- Kepala Lembaga Sandi Negara RI, 2002 - 2008,
Setelah tidak lagi berkarier di Tentara Nasional Indonesia (TNI), Nachrowi Ramli beralih ke bidang politik dan bergabung dengan Partai Demokrat yang dipimpin oleh sejawatnya, Susilo Bambang Yudhoyono. Ia bahkan terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat DKI Jakarta dalam Musyawarah Daerah pada bulan November 2010.
Berbagai jabatan di organisasi pernah di pegang oleh Bang Nara, antara lain:
- Plt. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi DKI Jakarta (2009 – 2010),
- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi DKI Jakarta (2010 - 2020),
- Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Provinsi DKI Jakarta,
- Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi) (2008-2013),
- Ketua Dewan Penasehat Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi),
- Ketua I Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI),
- Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin),
- Anggota Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat (2015-2020),
- Ketua Umum Forkabi (2015-2020)
- Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat (2020 - sekarang),
- Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat (2020 - sekarang),
- Ketua Mahkamah Partai Demokrat (2020 - sekarang ),
Dan saat ini, Bang Nara juga menjadi Pembina Forum Persatuan Pensiunan Bersatu (FPPB). FPPB merupakan wadah berkumpulnya para pensiunan Kantor Pos (PT Pos Indonesia) dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Dari berbagai sumber
(Red)