Piru (14/12/2023), saatkita.com - Menanggapi tidak berhasilnya sejumlah OPD dalam menjalankan program-program Pemda SBB, sehingga tidak terserapnya anggaran DAU Peruntukkan pada APBD SBB pada Tahun 2023 sebesar Rp 36 Milyar, Ketua Walang Aspirasi Maluku Kristian Sea angkat bicara.
Menurut Sea yang dihubungi media ini lewat jalur Telepon WAnya, pada Kamis, (14/12/2023) menyatakan, minimal harus diambil langkah kongkrit untuk bisa memperbaiki dan membenahi kabupaten SBB ini agar tidak lagi terjadi pengurangan APBD SBB.
Sea mengungkapkan, persoalannya adalah, saat ini sudah memasuki penghujung Tahun 2023 sehingga tidak mungkin lagi dilakukan pergantian dalam sekejap agar bisa memenuhi target pembangunan di Tahun 2024.
"Di Tahun 2024, harus ada pembenahan terhadap OPD OPD yang mendapatkan raport merah, supaya dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten SBB, dalam hal ini Penjabat Bupati SBB untuk mengevaluasi Dinas terkait yang menurut data yang dimiliki, tidak mampu menggenjot maupun mendorong program-program Pemerintah Daerah SBB," jabarnya.
Terkait pemerintahan Penjabat Bupati SBB, Brigjen Andi Chandra As'aduddin, S.E., M.H, selama ini, Sea menegaskan, pemerintahan hanya berjalan ditempat, pasalnya tidak banyak dilakukan pembangunan yang signifikan untuk merubah perwajahan Kabupaten yang berjuluk Saka Mese Nusa ini, maupun mengefektifkan pelayanan-pelayanan dasar kepada masyarakat.
Karena persoalan ini Sea mengharapkan, Penjabat Bupati SBB harus memprioritaskan serta memperjuangkan Program-program di masyarakat yang menjadi tantangan yakni pada Bidang Pendidikan dan Kesehatan, juga fasilitas publik untuk kemudahan kehidupan masyarakat setiap hari, seperti akses jalan ke daerah pengunungan, jembatan dan selokan serta Puskesmas dan Pustu.
Kristian mencontohkan, salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di Daerah Taniwel Pengunungan yaitu di Desa Neniari Gunung, dimana karena tidak adanya fasilitas kesehatan seperti Pustu, sehingga untuk pelayanan kesehatan di daerah tersebut masih digunakan Petugas Kesehatan Desa, akibatnya ketika ada pasien yang harus menjalani rawat harus dirujuk ke Ibukota Kecamatan di Taniwel karena tidak ada tempat untuk perawatan pasien di Taniwel tersebut.
"Pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten ini harus dibenahi sehingga masyarakat di level bawah tidak lagi merasa kesulitan terhadap kebutuhan pelayanan dasar mereka, selain itu dengan peningkatan kualitas pendidikan maka akan dapat menggenjot kualitas generasi muda, agar di masa depan, mereka dapat menjadi SDM yang dapat mengelola Kabupaten ini sehingga maju dan berkembang setara dengan Kabupaten-kabupaten lainnya di tanah air," cetus Kristian. (Nicko Kastanja)