Gua Pawon Wisata Sejarah di Bandung

Jakarta || jalurseleberiti.com ||

Bandung memang menyimpan potensi wisata yang sangat besar dan banyak. Tidak hanya menampilkan sebuah keindahan, tetapi misteri yang belum terpecahkan hingga kini. Gua Pawon adalah salah satu wisata yang ada di Bandung dengan keindahannya dan misterinya.

Dilansir dari kmstour.com, Gua Pawon adalah sebuah tempat yang penting bagi orang Sunda karena di sana pernah ditemukan kerangka manusia purba yang konon adalah nenek moyang orang Sunda (masih diteliti di balai Arkeolog Bandung). Gua ini sebenarnya adalah sebuah situs purbakala yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, atau sekitar 25 km arah barat Kota Bandung.

Letak Gua Pawon pada jaman dulu diasumsikan berada di tepian Danau Bandung Purba. Berdasarkan hasil survai A.C. De Yong dan G.H.R. Von Koenigswald tahun 1930-1935,  ditemukan alat-alat budaya masa lalu dari bahan obsidian, kalsidon, kwarsit, rijang dan andesit berupa anak panah, pisau, penyerut, gelang batu, batu asah dari Jaman Preneolitik, yang hidupnya mulai menetap di gua-gua atau ceruk atau sering kali dijumpai di kawasan perbukitan gamping.

Selain kerangka manusia purba, hasil ekskavasi pada tahun 2003 dan 2004 berhasil menemukan berbagai bentuk artefak, fitur maupun ekofak yang dapat mencirikan keberadaan situs budaya peninggalam manusia purba tersebut di masa lalu. Artefak yang ditemukan di gua Pawon terdiri dari pecahan keramik, gerabah, alat serpih, alat tulang berbentuk lancipan dan spatula, alat batu pukul (perkutor), sisa perhiasan yang terbuat dari gigi binatang dan gigi ikan, moluska dan temuan yang sangat signifikan dari keberadaan kehidupan  masa lalu berupa kerangka manusia.

Di sana juga ditemukan peninggalan budaya manusia non artefaktual seperti  fragmen tulang dan moluska. Keberadaanya di Gua Pawon besar kemungkinan terjadi karena adanya kaitan rantai makanan yang pernah terjadi di masa lalu, dalam hal ini sebagai bagian dalam pemenuhan kebutuhan bahan makanan (konsumsi) dan mungkin juga untuk dipergunakan dalam pembuatan peralatan hidup sehari-hari. Keberadaan manusia purba yang hidup di Gua Pawon di sinyalir hidup ketika zaman berburu dan meramu, ketika manusia purba kala itu telah mulai menetap dan mengolah hasil buruannya. Pernyataan teori tersebut dibuktikan dengan ditemukannya beberapa alat seperti gerabah, pisau dari tulang serta manik manik dan perhiasan.

Ketika mengunjungi goa ini para pengunjung akan langsung dihgadapkan pada kesan: eksotis, indah dan misterius. Namun ada yang patut disesalkan mengingat karena ulah tangan yang tak bertanggungjawab di dinding-dinding goa ini banyak sekali terdapat coretan-coretan yang menggunakan pilox yang merusak keindahan dan mengotori plang nama goa ini.

Keadaan Gua Pawon benar-benar sepi. Namun demikian, eksotisme dan keindahan pemandangan yang ada di sekitar Gua Pawon bisa mengobati kesepian dan suasana misterius yang ditonjolkan gua ini. Kalau berani, Anda bisa langsung masuk dan menjelajahi gua itu sendiri. Namun bila merasa tempat itu sedikit spookey, gelap gulita dan takut tersesat maka disarankan mencari penduduk sekitar yang bisa dijadikan guide. Kalau memang butuh pemandu, tidak ada salahnya mencari orang-orang yang sudah biasa mengantar setiap tamu yang hendak berkunjung ke gua ini.

Ada tiga mulut gua yang seperti mendadahi minta dimasuki, dan ada satu lagi yang letaknya di bawah, jadi seperti kolam kering yang di pojoknya ada sebuah celah besar. Saat berada disana, disarankan untuk mengambil foto yang banyak, karena pemandangannya sangat bagus sekali. Sayang jika tidak diabadikan. Di bagian kiri atas gua ini, ada sebuah spot yang dinamakan Sumur Bandung. Sumur Bandung ini sebenarnya bukanlah sebuah sumur, lebih seperti sebuah kolam kecil yang cukup dalam yang tentu aja berisi air.

Gua Pawon terdiri dari banyak ruang. Salah satu yang paling mencolok adalah ruangan yang bentuknya menyerupai cerobong asap. Penduduk sih bilang mirip cerobong dapur. Gak heran Gua ini diberi nama Pawon. Pawon dalam bahasa sunda artinya dapur. Ini cuma salah satu asal-usul namanya aja, sih. Ada juga ahli yang berpendapat berbeda.(Red)
Lebih baru Lebih lama